Waspada: Terlalu Sering \"Scrolling\" Video Pendek Merusak Kesehatan Kognitif dan Mental

JAKARTA – Kebiasaan menggulir atau "scrolling" video pendek di platform populer seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts kini mulai menunjukkan dampak serius. Para ahli mengingatkan bahwa konsumsi konten yang serba cepat ini bukan sekadar hiburan, melainkan memiliki konsekuensi signifikan terhadap kesehatan mental, kemampuan kognitif, dan perilaku pengguna, didorong oleh desain aplikasi yang adiktif dan sifat konten yang instan.

Dampak pada Kemampuan Kognitif: Otak Jadi Malas Berpikir Mendalam

Salah satu dampak paling mencolok dari kebiasaan scrolling adalah pada kemampuan kognitif. Otak kita dirancang untuk beradaptasi dengan lingkungan, dan ketika terbiasa menerima informasi yang sangat singkat dan cepat berganti, konsekuensinya adalah:

  • Penurunan Rentang Perhatian (Short Attention Span): Otak menjadi kurang terlatih untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama, yang berakibat pada kesulitan berkonsentrasi pada tugas-tugas yang membutuhkan perhatian mendalam seperti membaca buku, belajar, atau menyelesaikan pekerjaan kompleks.
  • Penurunan Daya Ingat: Konsumsi informasi dalam format yang terlalu singkat dan cepat berlalu memengaruhi kemampuan memori jangka pendek dan jangka panjang. Otak tidak memiliki cukup waktu untuk memproses dan menyimpan informasi secara efektif, menyebabkan kesulitan mengingat detail atau konsep yang kompleks.
  • Penurunan Kemampuan Berpikir Kritis: Konten video pendek seringkali menyajikan informasi secara instan dan tanpa konteks mendalam. Pengguna cenderung menerima informasi begitu saja tanpa verifikasi atau analisis, membuat mereka lebih mudah terprovokasi hoaks atau informasi yang tidak benar, serta kurang mampu menganalisis masalah secara mendalam.
  • Perubahan Aktivitas Otak: Studi menunjukkan bahwa kecanduan scrolling video pendek dapat memengaruhi pola pengambilan keputusan, membuat individu cenderung lebih cepat dalam mengambil keputusan bahkan dengan informasi yang kurang, dengan area otak yang berhubungan dengan impulsivitas menjadi lebih dominan.

Ancaman pada Kesehatan Mental dan Emosional

Selain kognitif, kesehatan mental dan emosional juga sangat terpengaruh:

Travel Bogor Mungkid

  • Kecanduan dan Ketergantungan: Desain platform video pendek sengaja dibuat adiktif dengan fitur unlimited scrolling dan algoritma yang terus merekomendasikan video sesuai minat pengguna. Setiap video menarik memicu pelepasan dopamin, menciptakan "lingkaran hadiah" yang sulit dihentikan, berujung pada kesulitan menghentikan kebiasaan dan rasa cemas jika tidak menonton.
  • Perubahan Suasana Hati Cepat (Mood Swings): Perubahan konten yang sangat cepat dari satu emosi ke emosi lain dapat membuat emosi naik turun seperti roller coaster, menyebabkan sulitnya mengendalikan perasaan dan mengatur emosi.
  • Kecemasan dan Depresi: Paparan terus-menerus terhadap konten yang menunjukkan kehidupan "sempurna" orang lain dapat memicu perbandingan sosial, rasa rendah diri, Fear of Missing Out (FOMO), dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri, meningkatkan tingkat kecemasan, stres, dan gejala depresi.
  • Gangguan Tidur: Menonton video pendek, terutama sebelum tidur, memaparkan mata pada sinar biru dari layar yang mengganggu produksi hormon melatonin, menyebabkan kesulitan tidur (insomnia), kualitas tidur yang buruk, dan kelelahan di siang hari.

Dampak pada Perilaku dan Sosial: Produktivitas Anjlok, Interaksi Berkurang

Di level perilaku dan sosial, kebiasaan ini juga menunjukkan efek negatif:

  • Penurunan Produktivitas: Waktu yang dihabiskan untuk scrolling seringkali menggerogoti waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, bekerja, atau melakukan aktivitas produktif lainnya.
  • Kurangnya Stimulasi Kognitif: Meskipun ada konten edukatif, sebagian besar video pendek lebih bersifat hiburan pasif yang tidak menantang otak untuk berpikir kritis atau kreatif secara mendalam.
  • Keterbatasan Interaksi Sosial Nyata: Terlalu banyak waktu dihabiskan di depan layar dapat mengurangi kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan teman dan keluarga, yang penting untuk mengembangkan keterampilan sosial dan empati.
  • Paparan Konten Negatif atau Berisiko: Algoritma bisa saja menyajikan konten yang mengandung stereotip, disinformasi, atau bahkan perilaku berisiko yang dapat memengaruhi pola pikir dan tindakan pengguna, terutama pada anak-anak dan remaja.
  • Perilaku Konsumtif: Video pendek, terutama yang bersifat ulasan produk atau influencer marketing, dapat memicu keinginan untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan, yang berujung pada perilaku konsumtif.

Mengatasi Dampak Negatif: Batasi Diri untuk Kesejahteraan

Untuk mengatasi dampak negatif ini, para ahli menyarankan beberapa langkah proaktif. Mulailah dengan membatasi waktu layar menggunakan fitur bawaan aplikasi atau perangkat Anda. Alihkan perhatian dengan mencari hobi atau aktivitas offline yang diminati, seperti membaca buku, berolahraga, atau berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar.

Travel Surabaya Magelang

Penting juga untuk memilah dan menyaring konten yang dikonsumsi, menghindari yang memicu emosi negatif. Terakhir, kembangkan kesadaran diri untuk mengenali tanda-tanda kecanduan dan berani mengambil jeda dari dunia digital.

Mengelola konsumsi video pendek dengan bijak menjadi kunci esensial untuk menjaga keseimbangan antara hiburan digital, kesehatan mental, dan produktivitas dalam kehidupan modern.